Pabrik Kina Bandung atau Bandongsche Kinine Fabriek merupakan pabrik pengolah kina tertua di Indonesia. Pabrik ini terletak di Jalan Pajajaran, Kecamatan Cicendo. Pabrik bergaya arsitektur “art deco” ini dibangun tahun 1896 berdasarkan rancangan arsitek Gmelig Meijling AW.
Pembangunan pabrik ini tidak terlepas dari berkembangnya perkebunan kina di wilayah Jawa Barat pada akhir 1800-an. Adalah Franz Wilhelm Junghuhn, seorang dokter ahli botani, yang pertama kali mengembangkan bibit tanaman kina di Priangan.
Junghuhn menanam kina di Priangan setelah melakukan serangkaian perjalanan dan penelitian di Pulau Jawa pada 1837-1939. Dalam perjalanan itu, ia meneliti 45 daerah pegunungan dan membuat tipologi tumbuh-tumbuhan berdasarkan ketinggian daerah.
Salah satu hipotesisnya adalah tanaman kina dapat berkembang baik di wilayah Priangan. Demi membuktikan hipotesis itu, pada 1854 ia meminta Dr. Karl Justus Hasskarl untuk membawa bibit pohon kina varietas unggul dari Amerika Selatan. Bibit itu pertama kali ditanam di wilayah selatan Bandung dan Cianjur.
Berkrmbangnya perkebunan kina mendorong perkembangan Pabrik Kina Bandung. Tahun 1910-1915, areal pabrik diperluas. Sampai dengan tahun 1940-an, pabrik ini memasok hingga 90 persen kebutuhan bubuk kina (kinin) dunia.
Tahun 1958, pabrik ini diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dan pengelolaannya dilebur bersama sejumlah perusahaan farmasi lain. Meski tidak lagi memproduksi kinin sebanyak dulu, hingga saat ini Pabrik Kina Bandung masih teris beroperasi di bawah kendali PT Kimia Farma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar