Sabtu, 30 April 2011

Pemerintahan Darurat Provinsi Jawa Barat


Tahun 1947, Belanda melancarkan operasi militer di wilayah Jawa Barat untuk memeksakan berdirinya negara Pasundan. Untuk menghindari operasi itu, pemerintahan Jabar yang semula berpusat di Kota Bandung pun dipindahkan.
Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, dipilih sebagai pusat pemerintahan darurat. Pada masa itu kecamatan ini bernama Kecamatan Bantarkalong. Lokasinya terletak 77 kilometer arah selatan dari Kota Tasikmalaya. Selama sekitar tujuh bulan, dari Agustus 1947 hingga Februari 1948 pemerintahan darurat Jabar berada di kecamatan ini. Kontur yang bergunung dan berhutan lebat agaknya menjadi pertimbangan utama sehingga lokasi ini cocok sebagai pusat pemerintahan pada masa perang gerilya.
Perpindahan ini tidak terlepas dari peran Gubernur Jabar Raden Tumenggung Aria Sewaka (1947-1952). Gubernur yang pernah menjabat sebagai Bupati Indramayu dan Cirebon ini memindahkan jajaran stafnya ke pedalaman demi mempertahankan jalannya pemerintahan Republik Indonesia di Jabar. Untuk mendukung pemerintahannya, ia bekerja sama dengan Kolonel Hidayat, komandan tentara di wilayah Tasikmalaya.
Selain di Culamega, pada 1947-1948 pusat pemerintahan juga sempat berjalan selama tiga bulan di Kecamatan Cipatujah. Dari wilayahyang tergolong  terpencil di Tasikmaalaya selatan ini pemerintahan sipil sekaligus komando perjuangan militer di Jabar dijalankan. Untuk memperingati peristiwa ini, Pemerintah Provinsi Jabar mendirikan sebuah monumen pada 1998 tidak jauh dari Kantor Kecamatan Culamega saat ini.

Sumber : Kompas Jawa Barat
Kritik dan saran hubungi : djawa.barat@gmail.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar